Laptop adalah barang yang bisa di bilang wajib dimiliki oleh setiap orang. Mulai dari pelajar, mahasiswa, pegawai, tukang bangunan sampai2 mungkin tukang ojek za banyak yang punya. Dari segi kegunaannya kini telah terjadi pergeseran menjadi suatu kebutuhan pokok selain dari handphone. Sehingga kini banyak sekali bermunculan jenis2 laptop dari berbagai merk dan spesifikasi. Mulai dari yang besar ampe yang kecil, dari yang lemot ampe yang canggih, dari yang elegan ampe yang katro, dari yang murah ampe yang harganya selangit (tapi masih bisa dicicil). Mungkin masa nya Personal Computer (PC) telah lewat tergantikan oleh laptop.
Lalu laptop jenis apa sih yang aq pakai buat ngerjain tugas, main game, mencurahkan ide d blog, nonton 3gp dll
Dialah sang axioo hitam yang sangat minimalis. Kenapa minimalis?
Dengan ukuran layar 14 inch prosesor yang hanya intel celeron (hanya setingkat lebih tinggi dari pentium 4), RAM DDR2 yang hanya 1,25GB (itu pun setelah ku upgrade dari yang asalnya hanya 250MB),DVD RW 10x tanpa ada bluetooth, tanpa wifi, batre yang selalu nge-drop klo gak sambil di charge, huruf “Y” pada keyboard yang harus agak kenceng mencetnya dan yang paling istimewa adalah layarnya yang harus d buka dengan sudut 112,85 derajat
Loh kok knp bsa gitu?
Jadi gini loh awal ceritanya. Saat itu aq disuruh ke lokasi pertambangan batubara oleh perusahaan. Tempatnya sangat terpencil dan berada tepat di tengah hutan belantara kalimantan. Sehingga dengan sengaja laptop ku kirim ke orang tua ku d bandung untuk d pakai adikku. Tp hal buruk terjadi saat aku pulang cuti ke bandung laptop itu ku temukan dalam kondisi LCD dan Keyboard nya terlepas. menurut sumber yang terpercaya sih itu karena ketendang oleh adik bungsu ku yang memang gak pernah bisa diem. tp hingga saat ini dia gak pernah me mengakuinya. Sekilas sih jd mirip tablet bedanya hanya yang ini gak bisa nyala. Sehingga laptop itu langsung ku bawa k tempat service laptop. Aku sangat khawatir dengan data2 penting yang masih ku simpan disana soal laptopnya sih gak terlalu ku masalahkan soalnya biaya memperbaiki laptopnya tuh hampir 50% dari harga jual laptop itu.
Singkat cerita sembuhlah tuh laptop tapi ya gitu lah setiap benda yang pernah mengalami kecelakaan meski bisa kembali digunakan tapi selalu meninggalkan cacat yang gak bisa disembuhin. Sama halnya manusia sekali ternoda takkan bisa disucikan lagi #ehh :p
Nah hingga saat ini laptop itu hanya bisa bekerja normal jika kita buka layarnya 112,58 derajat saja jika kurang atau lebih gambarnya akan tampak pecah atau hilang sama sekali.
Ingin hati mengantinya dengan yang lebih baru tapi apa daya dana tak ada. Selain itu laptop ini terlalu bnyak kenangan yang tersimpan sih terutama bersama mantan terbaikku....
Sekarang aku akan bahas mengenai toilet duduk. Kenapa musti toilet duduk?jawabannya karena inilah tempat sumber segala inspirasi bagi aku. okey mari kita mulai ceritanya.
Di kantorku yang juga merupakan tempat tinggalku (karena aku tinggal d mess yang masih dalam lingkungan kantor) terdapat sebuah dan satu2 nya toilet duduk. posisinya berada d tempat paling pojok dari kantor dan sangat sepi. Kita bahkan sering menyebutnya wc pojok karena memang posisinya pojok banget bangunan/gedung kantor. Lalu apa yang menjadikannya begitu spesial?jawaban pastinya adalah karena kita dapat melakukan bnyak hal disana.
Merupakan suatu ruangan yang tidak lebih dari 1x2 meter dan didalamnya hanya ada sebuah toilet duduk, seprotan untuk membersihkan knalpot kita, keran air yang entah lah untuk membasuh apa, gantungan dan tempat tisu roll (seringnya sih tisunya entah hilang kemana). Dengan dekorasi yang minimalis dan tembok yang hanya d cat putih memberi kesan tempat ini memang hanya wc biasa n gak ada spesialnya.
Terus kenapa bisa memberi inspirasi?
jadi begini ceritanya. Pada mulanya jarang banget ada orang yang mau nongkrong d tempat itu. Alasannya klasik yaitu budaya masyarakat indonesia yang tidak bisa buang hajat dengan posisi duduk. Sehingga si hajat yang dharapkan keluar itu tidak akan muncul2. Mula nya hal demikian itu terjadi pula pada ku. Namun lambat laun jadi mulai terbiasa karena kadang2 malas klo harus buka celana trus jongkok apalagi klo dalam kondisi SUPER TOP URGENT yang gak mungkin dapat d pending dan dibendung lagi.
Soal inspirasi ini berkaitan erat dengan posisi nyaman yang kita dapatkan saat menyepi disana. Sebagai calon orang sukses (amin) kadang aku sering merasa bosan klo hanya berdiam diri di dalam sana. sehingga intuk mengisi waktu luang ya mending sambil buka2 BlackBerry lah jd bisa sambil buka2 Twetter atau Facebook. nah entah mengapa klo sedang online dalam sana inspirasi untuk membuat tweet atau status FB tuh mengalir deras seperti air liurnya anak dibawah satu tahun yang tidak mungkin dapat d bendung lagi. Bahkan kadang hal ini dapat membuat aq lupa diri sehingga tak terasa bisa sampai setengah jam nongkrong disana. Hal lain adalah dari sekian banyak tempat yang pernah ku kunjungi d kota ini seperti nya d tempat ini lah sinyal yang paling kuat dari provider yang ku pakai berada.
Mungkin penjelasan logis untuk sinyal kuat itu yang karena letak geografis wc ini yang berada di sudut gedung sehingga sesuai dengan teori fisika mengenai gelombang longitudinal maka sinyal2 itu akan terfokus pada titik ini (logis kan ^_^ ). Lalu mengenai inspirasi yang begitu deras disana mungkin ada kaitannya dengan kejadian2 aneh yang sering terjadi disana. mungkin lain waktu akan aku bahas dech...
Jadi itu lah kenapa aku betah banget berada d wc duduk tersebut. Jangan aneh za klo suatu waktu kalian telepon aku n pas aku angkat suaranya agak sedikit menggema berarti aku lagi enjoy d tempat tersebut heheheeheheh :D
Atau bahkan jika anda beruntung anda akan melihat aku keluar dari toilet itu dengan membawa laptop buahahaahahahah :)
Malam ini terasa pilu
Lamunanku semakin meragu
Keyakinan akan dirimu Yang selalu merindu
Aku ingin pergi bertanya pada bulan
Bulan ang jauh dari harapan
Hanya impian yang aku sampaikan
Bntukmu bulan yang semakin memudar
Bintang pun tak hadir malam ini
Aku ingin bertanya padanya?
Tentang apa yang membuatnya tak bercahaya?
Tentang bulan dan bintang
Kini langkahku terhanti
Ribuan kilo aku tempuh
Namun tak jua aku sampai
Sadarkan aku untuk tidak memaksakan
Selalu ingatkan ku dengan kenyataan bahwa kita berada di bawah langit yang sama
Lahir di bandung pada 2 Februari 1994 dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang harmonis. Tumbuh menjadi seorang gadis manis yang kuat, tangguh tapi kadang cengeng. Mia lestari adalah nama yang diberikan orang tuanya yang berharap anaknya bisa tetap seperti keadaannya semula; tidak berubah, bertahan, kekal. Sungguh memiliki korelasi yang amat sangat dekat dengan arti kata TEGUH.
Dia menjadi gambaran masa depan ku. Dia bukan seorang wanita cantik yang sempurna namun setiap hal dari dirinya adalah masa depanku. Dia rapuh namun tak ingin tampak rapuh. Dia lemah namun tetap berusaha tegar. Dia lah pelita hidupku
Tuhan kecintaan hidupku
Sesungguhnya kedamaian ku hanya seperkasa keberserahanku kepada kekuasaan mu
Aku mohon engkau menegaskan hatiku untuk menetapkan pilihanku yang walau tepat atau tidak adalah jalan menuju kebaikan hidupku.
Dimulai pada tahun 1940-an oleh militer AS, FMEA dikembangkan lebih lanjut oleh industri kedirgantaraan dan otomotif. Beberapa industri mempertahankan standar formal FMEA. Kemudian sekitar tahun 1960an FMEA digunakan sebagai metodologi formal pada industri aerospace dan pertahanan. Sejak itu kemudian FMEA digunakan dan distandarisasi oleh berbagai industri di seluruh dunia.
PENGERTIAN
Beberapa pengertian FMEA (Failure Mode and Effects Analysis)
1.FMEA (Failure Mode and Effects Analysis) adalah teknik engineering yang digunakan untuk mengidentifikasi, memprioritaskan, dan mengurangi permasalahan dari sistem, desain, atau proses sebelum permasalahan tersebut terjadi [Kmenta99].
2.Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) adalah metodologi yang dirancang untuk mengidentifikasi moda kegagalan potensial pada suatu produk atau proses sebelum terjadi, mempertimbangkan resiko yang berkaitan dengan moda kegagalan tersebut, mengidentifikasi serta melaksanakan tindakan korektif untuk mengatasi masalah yang paling penting [Reliability2002].
3.Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah pendekatan sistematik yang menerapkan suatu metode pentabelan untuk membantu proses pemikiran yang digunakan oleh engineers untuk mengidentifikasi mode kegagalan potensial dan efeknya. FMEA merupakan teknik evaluasi tingkat keandalan dari sebuah sistem untuk menentukan efek dari kegagalan dari sistem tersebut.
4.FMEA (Failure Mode and Effects Analysis) adalah alat yang digunakan secara luas pada industri otomotif, aerospace, dan elektronik untuk mengidentifikasi, memprioritaskan, dan mengeliminasi potensi kegagalan, masalah, dan kesalahan sistem pada desain sebelum produk diluncurkan [J. Rhee2002].
5.FMEA merupakan alat yang digunakan untuk menganalisa keandalan suatu sistem dan penyebab kegagalannya untuk mencapai persyaratan keandalan dan keamanan sistem, desain dan proses dengan memberikan informasi dasar mengenai prediksi keandalan sistem, desain, dan proses.
6.Kegagalan mode dan analisis efek (FMEA) adalah pendekatan langkah-demi-langkah untuk mengidentifikasi semua kemungkinan kegagalan dalam desain, manufaktur atau proses perakitan, atau produk atau layanan.
7.Modus Kegagalan (Failure modes) berarti cara, atau mode, di mana sesuatu yang mungkin gagal. Kegagalan adalah setiap kesalahan atau cacat, terutama yang mempengaruhi pelanggan, dan dapat potensial atau aktual.
8.Efek analisis (Effects analysis) mengacu untuk mempelajari konsekuensi dari kegagalan.
9.Menurut Purdianta adalah suatu alat yang secara sistematis mengidentifikasi akibat atau konsekuensi dari kegagalan sistem atau proses, serta mengurangi atau mengeliminasi peluang terjadinya kegagalan.
10.Menurut Stamatis yang mengutip Omdahl dan ASQC, FMEA adalah sebuah teknik yang digunakan untuk mendefinisikan, mengenali dan mengurangi kegagalan, masalah, kesalahan dan seterusnya yang diketahui dan/ atau potensial dari sebuah sistem, desain, proses dan/ atau servis sebelum mencapai ke konsumen.
Dari semua definisi FMEA di atas, yang lebih mengacu ke kualitas, dapat disimpulkan bahwa FMEA merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisa suatu kegagalan dan akibatnya untuk menghindari kegagalan tersebut. Dalam konteks kesehatan dan keselamatan kerja (K3), kegagalan yang dimaksudkan dalam definisi di atas merupakan suatu bahaya yang muncul dari suatu proses.
Kegagalan digolongkan berdasarkan dampak yang diberikan terhadap kesuksesan suatu misi dari sebuah sistem.Secara umum, FMEA (Failure Modes and Effect Analysis) didefinisikan sebagai sebuah teknik yang mengidentifikasi tiga hal, yaitu :
1.Penyebab kegagalan yang potensial dari sistem, desain produk, dan proses selama
siklus hidupnya,
2.Efek dari kegagalan tersebut,
3.Tingkat kekritisan efek kegagalan terhadap fungsi sistem, desain produk, dan
proses.
TIPE FMEA
Ada beberapa tipe dari FMEAyaitu:
1.Design FMEA.
Design FMEA digunakan untuk menganalisa produk sebelum dimasukan ke dalam proses produksi. Design FMEA fokus pada modus kegagalan yang diakibatkan oleh desain (Stamatis, 2003).
2.Process FMEA.
Process FMEA digunakan untuk menganalisa proses produksi dan perakitan. Process FMEA ini fokus pada modus kegagalan yang disebabkan oleh proses produksi atau perakitan (Stamatis, 2003).
3.System FMEA.
System FMEA digunakan untuk menganalisa sistem dan subsistem dalam proses desain dan konsep. System FMEA ini fokus pada modus kegagalan antara fungsi dari sistem yang disebabkan oleh defisiensi sistem (Stamatis, 2003).
4.Service FMEA.
Service FMEA digunakan untuk menganalisa servis sebelum mencapai ke konsumen. Service FMEA fokus pada kegagalan yang disebabkan oleh system atau proses (Stamatis, 2003).
5.Product FMEA.
Product FMEA fokus pada modus kegagalan yang terjadi pada produk atau proyek (Gygi, DeCarlo, Williams, 2005).
6.Software FMEA.
Software FMEA digunakan untuk menganalisa modus kegagalan pada sebuah software (Gygi, DeCarlo, Williams, 2005).
Sedangkan dalam industri manufakturing terdapat lima tipe FMEA yang bisa diterapkan, yaitu :
1. System, berfokus pada fungsi sistem secara global
2. Design, berfokus pada desain produk
3. Process, berfokus pada proses produksi, dan perakitan
4. Service, berfokus pada fungsi jasa
5. Software, berfokus pada fungsi software
TUJUAN
Berikut ini adalah tujuan yang dapat dicapai oleh perusahaan dengan penerapan FMEA:
1.Untuk mengidentifikasi mode kegagalan dan tingkat keparahan efeknya
2.Untuk mengidentifikasi karakteristik kritis dan karakteristik signifikan
3.Untuk mengurutkan pesanan desain potensial dan defisiensi proses
4.Untuk membantu fokus engineer dalam mengurangi perhatian terhadap produk danproses, dan membentu mencegah timbulnya permasalahan.
METODOLOGI FMEA
Metodologi FMEA digambarkan pada gambar 1:
RISK PRIORITY NUMBER (RPN)
RPN adalah indikator kekritisan untuk menentukan tindakan koreksi yang sesuai dengan moda kegagalan. RPN digunakan oleh banyak prosedur FMEA untuk menaksir resiko menggunakan tiga kriteria berikut :
●Keparahan efek (Severity) S – Seberapa serius efek akhirnya?
●Kejadian penyebab (Occurrence) O – Bagaimana penyebab terjadi dan akibatnya dalam moda kegagalan?
●Deteksi penyebab (Detection) D – Bagaimana kegagalan atau penyebab dapat dideteksi sebelum mencapai pelanggan?
Angka prioritas RPN merupakan hasil kali rating keparahan, kejadian, dan deteksi. Angka ini hanyalah menunjukkan rangking atau urutan defisiensi desain sistem.
RPN = S x O x D
Nilai RPN yang tinggi akan membantu memberikan pertimbangan untuk tindakan korektif pada setiap moda kegagalan. [Villacourt92]
MENENTUKAN RATING DETEKSI
Penentuan rating deteksi dilakukan dengan melihat efektifitas metode deteksi dalam mendeteksi penyebab kegagalan yang potensial.
Yang dimaksud metode deteksi adalah metode yang digunakan untuk mendeteksi potensi kegagalan dan terjadinya kegagalan setelah kegagalan terjadi. Kemampuan metode dalam mendeteksi potensi kegagalan dan terjadinya kegagalan akan menentukan ratingnya. Semakin besar kemungkinan kemampuan deteksinya semakin kecil ratingnya.
Pendeteksian dihilangkan dari perhitungan RPN, karena nilai Detection akan ditetapkan dengan nilai 1 untuk semua kegagalan. Dengan asumsi bahwa “kemungkinan pendeteksian” telah diinterpretasikan ke dalam “ kemungkinan kejadian” [Kmenta Steven, 2000].